PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2017
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2017 SEBESAR 97,50 ATAU TURUN 0,53 PERSEN
- Nilai
Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Maret 2017 mengalami penurunan
0,53 persen, yaitu dari posisi 98,02 menjadi 97,50. Hal ini disebabkan
karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih rendah
dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It
mengalami penurunan 0,56 persen, dari posisi 124,97 pada bulan Februari
menjadi 124,27 pada bulan Maret 2017. Dan Ib juga mengalami penurunan
0,03 persen, dari posisi 127,50 menjadi 127,46.
- Dari lima sub
sektor pertanian komponen penyusun NTP, tiga sub sektor mengalami
penurunan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 0,77 persen,
sub sektor Hortikultura turun 0,47 persen, dan sub sektor Peternakan
turun 0,84 persen. Sedangkan dua sub sektor yang mengalami kenaikan
indeks yaitu sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,06 dan sub
sektor Perikanan naik 0,66 persen.
- Secara umum, indeks harga
yang diterima petani mengalami penurunan indeks sebesar 0,56 persen
dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu dari posisi 124,97 menjadi
124,27. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 3 sub sektor,
yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 0,85 persen, sub sektor
Hortikultura turun sebesar 0,46 persen, dan sub sektor Peternakan turun
sebesar 0,86 persen. Sedangkan 2 sub sektor lainnya yang mengalami
kenaikan yaitu: sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,10
persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,38 persen.
- Indeks
harga yang dibayar petani pada bulan Maret 2017 mengalami penurunan
sebesar 0,03 persen bila dibandingkan dengan bulan Februari 2017 yaitu
dari posisi 127,50 menjadi 127,46. Penurunan itu dipengaruhi oleh
penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,27 persen.
Sedangkan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami
kenaikan sebesar 0,48 persen.
- Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga
Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar
1,04 persen atau dari posisi 105,53 menjadi 104,44 dibanding NTUP bulan
sebelumnya.
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK
perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi
deflasi perdesaan sebesar 0,27 persen. Deflasi terjadi disebabkan
penurunan dua kelompok harga, antara lain turunnya kelompok harga Bahan
Makanan sebesar 1,05 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi
sebesar 0,04 persen. Sedangkan kelompok harga yang mengalami kenaikan
yaitu kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,41
persen, kelompok Perumahan sebesar 0,63 persen, kelompok Sandang sebesar
0,27 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,50 persen dan kelompok
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,05 persen.
- Dari 33
provinsi di Indonesia, perubahan NTP Maret terhadap NTP Februari 2017
ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 4 provinsi,
sedangkan 29 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP
tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 0,58 persen,
sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi DKI Jakarta yaitu
sebesar 1,37 persen.
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MARET 2017
RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 3,32% DAN GKP TURUN 0,32%
- Pada
Maret 2017, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah mencatat 134
observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih. Komposisi
observasi gabah bulan ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah
Kering Panen sebanyak 82 observasi (61,19%) diikuti kelompok gabah
kualitas rendah sebanyak 42 observasi (31,34%) dan kelompok Gabah Kering
Giling sebanyak 10 observasi (7,46%).
- Di tingkat petani, harga
Gabah tertinggi Maret 2017 tercatat Rp. 4.950,00 per kg berasal dari
transaksi kelompok gabah kualitas GKG varietas IR 64 yang berasal dari
Kecamatan Trucuk di Kabupaten Katen. Sedangkan harga terendah di tingkat
petani ditemukan seharga Rp. 2.850,00 per kg berasal dari kelompok
gabah kualitas rendah varietas Cisedenok di Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang.
- Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Maret
2017 tercatat Rp. 5.000,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas
GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Trucuk di
Kabupaten Klaten. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga
pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Situ Bagendit di Kecamatan
Weleri Kabupaten Kendal seharga Rp. 3.025,00 per kg.
- Rata-rata
harga gabah kelompok GKG di tingkat petani mengalami penurunan sebesar
3,32 persen dari 4.851,25/Kg pada Februari menjadi Rp. 4.690,00/Kg pada
Maret 2017. Jika dibandingkan bulan Maret 2016 turun 8,93 persen dari
angka Rp. 5.150,00/Kg. Kelompok GKP juga mengalami penurunan sebesar
0,32 persen dari Rp. 4.095,16/Kg pada Februari menjadi Rp. 4.082,20/Kg
pada Maret 2017 dan jika dibandingkan Maret 2016 dimana harga mencapai
Rp. 4.311,29/Kg maka Maret 2017 mengalami penurunan sebesar 5,31 persen.