PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2016 SEBESAR 99,35 ATAU TURUN 0,20 PERSEN
- Nilai
Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Desember 2016 mengalami penurunan
0,20 persen, yaitu dari posisi 99,55 menjadi 99,35. Hal ini disebabkan
karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih rendah
dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It
mengalami kenaikan 0,11 persen, dari posisi 125,31 pada bulan November
2016 menjadi 125,45 pada bulan Desember 2016. Sementara Ib mengalami
kenaikan 0,31 persen, dari posisi 125,88 menjadi 126,27.
- Dari 5
(lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 4 (empat) sub sektor
mengalami penurunan indeks yaitu : sub sektor Hortikultura turun 0,59
persen dan sub sektor Peternakan turun 0,92 persen. Sedangkan sub sektor
yang mengalami kenaikan yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 0,35
persen, sub sektor Perkebunan Rakyat naik 0,27 persen, sub sektor
Perikanan naik 0,74 persen.
- Secara umum, Indeks harga yang
diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,11 persen
dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh
kenaikan It pada 3 sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik
0,66 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,51 persen, dan
sub sektor Perikanan naik sebesar 1,05 persen. Sedangkan 2 sub sektor
lainnya yang mengalami penurunan yaitu: sub sektor Hortikultura naik
sebesar 0,30 persen dan sub sektor Peternakan turun sebesar 0,57 persen.
- Indeks
harga yang dibayar petani pada bulan Desember 2016 mengalami kenaikan
sebesar 0,31 persen bila dibandingkan dengan bulan November 2016.
Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga
(IKRT) sebesar 0,31 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan
Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,26 persen.
- Nilai Tukar Usaha
Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami
penurunan sebesar 0,16 persen atau dari posisi 106,95 menjadi 106,78
dibanding NTUP bulan sebelumnya.
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
(IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan
atau terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,31 persen. Inflasi terjadi
disebabkan kenaikan 7 (tujuh) kelompok harga, antara lain naiknya
kelompok harga Bahan Makanan sebesar 0,48 persen, kelompok Makanan Jadi
sebesar 0,21 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,19 persen, kelompok
Sandang sebesar 0,17 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,25 persen,
kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,09 persen serta
kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,11 persen.
- Dari
33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP
Desember 2016 terhadap NTP November 2016 ternyata sangat beragam.
Kenaikan indeks NTP terjadi di 18 provinsi, sedangkan 15 provinsi
lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi
Riau yaitu sebesar 1,60 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi
di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 1,08 persen.
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DESEMBER 2016 RATA-RATA HARGA GABAH
DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 0,61% DAN GKP NAIK 0,60%
- Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah Desember 2016 mencatat 93 observasi transaksi
penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini masih didominasi oleh
transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 72 observasi (77,42%) diikuti kelompok
gabah kualitas rendah sebanyak 15 observasi (16,13%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 6
observasi (6,45%). - Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Desember 2016 tercatat Rp. 5.300,00 per kg berasal dari transaksi
kelompok gabah kualitas GKG varietas GH yang berasal dari Kecamatan Banyubiru di Kabupaten
Semarang. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.700,00 per kg berasal
dari kelompok gabah kualitas rendah varietas IR 64 di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. - Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Desember 2016 tercatat Rp. 5.400,00 per kg berasal dari
kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas GH yang berasal dari Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah
varietas IR 64 seharga Rp. 3.800,00 per Kg di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. - Rata-rata harga gabah kelompok GKG di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen dari
4.920,00/Kg pada November 2016 menjadi Rp. 4.950,00/Kg pada Desember 2016. Namun jika
dibandingkan bulan Desember 2015 turun 11,01 persen dari angka Rp. 5.562,50/Kg. Demikian pula gabah
kelompok GKP mengalami kenaikan sebesar 0,60 persen dari Rp. 4.328,56/Kg pada November 2016
menjadi Rp. 4.354,58/Kg pada Desember 2016 dan jika dibandingkan Desember 2015 dimana harga
mencapai Rp. 5.102,73/Kg maka Desember tahun ini mengalami penurunan sebesar 14,66 persen.