Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produksen Gabah Jawa Tengah Bulan Januari 2016
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Januari 2016 mengalami penurunan 0,50 persen, yaitu dari posisi 102,03 menjadi 101,52. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,08 persen, dari posisi 123,79 pada bulan Desember 2015 menjadi 123,89 pada bulan Januari 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,58 persen, dari posisi 121,32 menjadi 122,03.
Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 2 (dua) sub sektor mengalami penurunan indeks yaitu : sub sektor Hortikultura turun 2,06 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 1,25 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik 0,11 persen, sub sektor Peternakan naik 0,50 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,40 persen.
Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 0,08 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,83 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 0,98 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,45 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami penurunan, yaitu : sub sektor Hortikultura turun sebesar 1,48 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,71 persen.
Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Januari 2016 mengalami kenaikan 0,58 persen bila dibandingkan dengan bulan Desember 2015. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,72 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,34 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 0,26 persen atau dari posisi 107,95 menjadi 107,67 dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,72 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 1,23 persen, kelompok Makanan Jadi 0,89 persen, Kelompok
Perumahan 0,56 persen, kelompok Sandang 0,19 persen, kelompok Kesehatan 0,48 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,42 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan harga, yaitu : kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,89 persen.
Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Januari 2016 terhadap NTP Desember 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 12 provinsi, sedangkan 21 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Maluku yaitu sebesar 0,92 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,22 persen.