• Pada Juni 2021, Jawa Tengah mengalami deflasi - 0,17 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,05. Dari enam kota IHK di Jawa Tengah, semua kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di kota Tegal -0,36
persen dengan IHK sebesar 106,28 diikuti oleh kota Cilacap -0,25 persen dengan IHK sebesar 104,74; kota Surakarta -0,22 persen dengan IHK sebesar 105,61; kota Purwokerto -0,20 persen dengan IHK sebesar 105,48; kota Semarang -0,14 persen dengan IHK sebesar 106,40 dan deflasi terendah terjadi di kota Kudus
-0,09 persen dengan IHK sebesar 105,29.
• Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya dua indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau (-1,08 persen) dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa
keuangan (-0,54 persen). Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,57 persen); kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,25 persen);
kelompok transportasi (0,22 persen); kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,19 persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga (0,13 persen); kelompok pakaian dan
alas kaki (0,10 persen) dan kelompok kesehatan (0,07 persen). Sedangkan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks (relatif stabil).
• Penyebab utama deflasi di Jawa Tengah Juni 2021 adalah penurunan harga daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, telepon seluler dan kelapa. Penahan utama deflasi di Jawa Tengah adalah kenaikan harga mobil, telur ayam ras,
emas perhiasan, tukang bukan mandor, dan rokok kretek filter.
• Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2021 sebesar 0,51 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2021 terhadap Juni 2020) sebesar 1,25 persen.