Release Date | : | May 3, 2016 |
File Size | : | 0.55 MB |
Abstract
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan April 2016 mengalami penurunan 0,42 persen, yaitu dari
posisi 99,40 menjadi 98,99. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It)
lebih kecil dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami
penurunan 0,78 persen, dari posisi 122,37 pada bulan Maret 2016 menjadi 121,42 pada bulan April 2016.
Sementara Ib mengalami penurunan 0,36 persen, dari posisi 123,10 menjadi 122,66.
Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami penurunan
indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 2,91 persen, sub sektor Peternakan turun 0,26 persen
dan sub sektor Perikanan turun 0,08 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan yaitu
sub sektor Hortikultura naik 0,78 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,48 persen.
Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan indeks sebesar 0,78 persen
dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 3 (tiga) sub
sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun sebesar 3,29 persen, sub sektor Peternakan turun 0,52
persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,56 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang
mengalami kenaikan, yaitu : sub sektor Hortikultura naik sebesar 0,36 persen dan sub sektor Tanaman
Perkebunan Rakyat naik 2,14 persen.
Indeks harga yang dibayar petani pada bulan April 2016 mengalami penurunan 0,36 persen bila
dibandingkan dengan bulan Maret 2016. Penurunan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi
Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,60 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang
Modal (BPPBM) sebesar 0,11 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan
sebesar 0,88 persen atau dari posisi 106,05 menjadi 105,11 dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami
penurunan atau terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,60 persen. Deflasi terjadi disebabkan turunnya indeks
harga kelompok Bahan Makanan sebesar 1,18 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi
sebesar 1,64 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan harga, yaitu : kelompok Makanan
Jadi sebesar 0,43 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,01 persen, kelompok Sandang sebesar 0,10
persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,10 persen, serta kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
sebesar 0,14 persen.
Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP April 2016 terhadap NTP Maret
2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 21 provinsi, sedangkan 12 provinsi lainnya
mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,10 persen,
sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 1,29 persen.