Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi di Jawa Tengah Bulan Maret 2016 Inflasi 0,39 Persen - BPS-Statistics Indonesia Purbalingga Regency

Layanan Online Data BPS silakan klik SONATA (Solusi Nanya Data)

Seleksi CPNS BPS Tahun 2024 telah dibuka! Selengkapnya kunjungi casn.bps.go.id

Help us improve by participating in the Data Needs Survey (SKD) 2024 by filling out the survey s.bps.go.id/SKD2024_3303

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi di Jawa Tengah Bulan Maret 2016 Inflasi 0,39 Persen

Release Date : April 5, 2016
File Size : 0.33 MB

Abstract

  • Bulan Maret 2016 di Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 0,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,60 lebih tinggi dibandingkan bulan Februari 2016 yang mengalami deflasi sebesar 0,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,12. Inflasi terjadi di semua kota SBH di Jawa Tengah. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,55 persen dengan IHK sebesar 121,31 diikuti Kota Kudus sebesar 0,51 persen dengan IHK sebesar 129,16; Kota Surakarta sebesar 0,42 persen dengan IHK sebesar 120,82; Kota Semarang sebesar 0,39 persen dengan IHK sebesar 122,35; Kota Tegal sebesar 0,32 persen dengan IHK 120,13 dan inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,11 persen dengan IHK sebesar 125,32.
  • Inflasi yang disebabkan kenaikan harga ditunjukkan dengan terjadinya kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,50 persen; kelompok sandang sebesar 0,33 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,29 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,04 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,03 persen. Sedangkan deflasi yang ditunjukkan dengan penurunan indeks disebabkan adanya penurunan harga terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah bawang merah, cabai merah, cabai rawit, bawang putih dan minyak goreng.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, beras, bensin dan tarip listrik.
  • Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflas. Inflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 0,39 persen diikuti Serang sebesar 0,29 persen; Bandung sebesar 0,20 persen; DKI sebesar 0,15 persen; Surabaya sebesar 0,06 persen dan inflasi terendah terjadi di Yogyakarta sebesar 0,02 persen.
  • Dari 82 kota IHK nasional, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Bukittinggi sebesar 1,18 persen; Medan 0,88 persen; Tual 0,82 persen; Singaraja 0,81 persen dan Sibolga sebesar 0,75 persen. Sedangkan lima kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Tanjung Pandan sebesar 1, 22 persen; Pare-pare sebesar 0,90 persen; Maumere 0,77 persen; Kupang 0,76 persen dan Merauke sebesar 0,41 persen.
  • Laju inflasi tahun kalender Maret 2016 sebesar 0,63 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Maret 2015 yang mengalami inflasi sebesar minus 0,80 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” Maret 2016 sebesar 4,21 persen lebih rendah dibandingkan laju inflasi “year on year” Maret 2015 yang mengalami inflasi sebesar 5,68 persen.

Badan Pusat Statistik

BPS-Statistics Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Purbalingga (Statistics of Purbalingga Regency)Jl. Letjend S. Parman No. 48 Purbalingga 53317 Jawa Tengah

Telp/Faks (0281) 891179

Mailbox : bps3303@bps.go.id

logo_footer

Manual

ToU

Links

Copyright © 2023 BPS-Statistics Indonesia